Selasa, 17 Desember 2013

tsunami: dampak gempa bumi pada hidrosfer

Gempa bumi adalah pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi. Ada beberapa penyebab gempa bumi, diantaranya : 
1. Gempa vulkanik yakni gempa yang disebabkan karena pergerakan magma dalam gunung berapi . 
2. Gempa tektonik yakni pergeseran lempeng-lempeng bumi.
3. Gempa yang disebabkan karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam. Contoh kasusnya adalah Dam Karibia di Zambia, Afrika. 
4. Gempa yang disebabkan injeksi atau akstraksi cairan dari dan ke dalam bumi. Contoh kasusnya biasanya terjadi pada beberapa pembangkit tenaga listrik panas bumi. Kelima, 
5. Yang terakhir, yakni gempa yang disebabkan oleh bahan peledak atau disebabkan oleh manusia (seismitas terinduksi).

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa efek gempa bumi dapat terjadi pada semua struktur bumi, yaitu litosfer, cryosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer. Pada hidrosfer gempa bumi memicu terjadinya tsunami. Tsunami sendiri merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang menyatakan suatu gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di bawah laut pada batas lempeng tektonik. Hanya gempa bumi yang terjadi dibawah permukaan laut dengan pusat gempa berada pada kedalaman kurang dari 30km dan dengan skala 6,5 skala richter lebih yang dapat menyebabkan tsunami.

Tsunami adalah serangkaian gelombang laut yang mengirim sejumlah air, kadang-kadang mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki (30,5 meter), menuju daratan. Gelombang air ini dapat menyebabkan kerusakan yang besar ketika menyapu daratan. Ketika dasar laut pada batas lempeng naik atau turun secara tiba- tiba hal tersebut akan memindahkan air di atasnya, maka terjadilah gelombang bergulir yang akan menjadi tsunami. Sebagian besar Tsunami, yaitu sekitar 80 persen, terjadi dalam cincin api di Samudera Pasifik atau yang sering disebut "Ring of Fire", suatu daerah yang secara geologis masih aktif ,di mana pergeseran tektonik ini biasanya memicu letusan gunung berapi dan terjadinya gempa bumi. Tsunami juga bisa disebabkan oleh tanah longsor bawah laut atau letusan gunung berapi. Juga seperti yang seringkali terjadi di masa lalu, yang disebabkan oleh meteorit besar yang  terjun kedalam lautan .




Gelombang tsunami bergerak dari laut dengan kecepatan sekitar 500 mil (805 kilometer) per jam. Pada kecepatan ini tsunami dapat melintasi seluruh hamparan Samudera Pasifik dalam waktu kurang dari satu hari. Dengan kehilangan sedikit energi sepanjang perjalanannya. Di laut yang dalam, gelombang tsunami dapat muncul hanya satu kaki atau lebih tinggi. Tetapi ketika mendekati garis pantai dan masuk ke air yang lebih dangkal, gelombang memperlambat gerakannya dan mulai menambah energi dan tingginya. Puncak-puncak gelombang bergerak lebih cepat dari yang dibelakang mereka dan menyebabkan ketinggiannya naik drastis.

Palung Sebuah tsunami atau titik rendah di bawah puncak gelombang, sering mencapai pantai lebih dahulu . Ketika hal itu terjadi, akan menyebabkan efek vakum dimana air laut bergerak ke arah menjauhi pesisir sehingga membuat air laut surut. Surutnya air laut ini adalah tanda peringatan penting dari tsunami, karena puncak gelombang dengan volume air yang sangat besar biasanya akan menghantam pantai lima menit atau lebih kemudian. Dengan menyadari fenomena ini maka akan dapat menyelamatkan banyak jiwa.

Tsunami biasanya terdiri dari serangkaian gelombang, yang disebut wave train, karena gelombangnya beruntun sehingga menyebabkan daya rusaknya semakin parah ketika mencapai pantai. Orang-orang yang mengalami tsunami harus ingat bahwa bahaya mungkin tidak datang hanya sekali pada gelombang pertama dan harus menunggu pernyataan resmi bahwa aman untuk kembali ke lokasi yang rentan dengan tsunami.

Beberapa tsunami tidak muncul di pantai sebagai gelombang perusak yang besar, melainkan menyerupai gelombang cepat beruntun yang menghantam wilayah pesisir.Penyelamatan dini yang paling memungkinkan untuk melindungi diri dari tsunami adalah mencari tempat yang lebih tinggi. pemasangan barrier di lokasi sekitar pantai juga bagus dilakukan. The Pacific Tsunami Warning System, sebuah koalisi dari 26 negara yang bermarkas di Hawaii, memiliki web peralatan seismik dan alat pengukur tingkat air untuk mengidentifikasi tsunami yang terjadi di laut. Sistem serupa yang diusulkan untuk melindungi wilayah pesisir di seluruh dunia.

0 komentar:

Posting Komentar